Nama : Niandha Hapsari
NPM : 24210958
Kelas : 4eb21
Ambisi dan cita-cita saya setelah nanti saya lulus kuliah, saya ingin bekerja di sebuah perusahaan pertelevisian ataupun radio karena itu adalah salah satu impian terbesar saya untuk bisa bekerja di perusahaan tersebut. Selanjutnya saya ingin mengejar target agar saya bisa mengumpulkan uang untuk biaya sekolah adik saya, memajukan usaha dagang ibu saya, pengen umrah, dan ingin menikah. Selanjutnya saya juga ingin bekerja sambil usaha agar ketika saya nanti saya sudah pensiun dalam bekerja saya mempunyai tabungan usaha untuk masa tua saya nanti. Sekian dan terimakasih.
Minggu, 04 Mei 2014
Sabtu, 03 Mei 2014
Harmonisasi Akuntansi Internasional
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan
kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan
seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Harmonisasi akuntansi
mencakup harmonisasi :
1. Standar
akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan)
2. Pengungkapan
yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat
berharga dan pencatatan pada bursa efek
3. Standar
audit Survei Harmonisasi Internasional
Keuntungan Harmonisasi Internasional :
·
Pasar modal menjadi global dan modal
investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan
keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia
akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
·
Investor dapat membuat keputusan
investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan
berkurang.
·
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki
proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
·
Gagasan terbaik yang timbul dari
aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam mengembangkan standar global
yang berkualitas tertinggi.
Kritik atas Standar Internasional
Beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar
akuntansi internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah
yang rumit. Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan
menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap
susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat
dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit
dan berbiaya besar.
Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama Dua pendekatan
yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi
permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas :
1. Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat
menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal,
tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang
penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di
negara dimana laporan keuangan dilaporkan.
2. Pengakuan
bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik” / resiprositas)
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di
luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan
pada prinsip-prinsip negara asal.
Penerapan Standar Internasional
Standar akuntansi internasional digunakan sebagai
hasil dari :
1. Perjanjian
internasional atau politis
2. Kepatuhan
secara sukarela (atau yang didorong secara professional)
3. Keputusan
oleh badan pembuat standar akuntansi internasional
Organisasi Internasional Utama yang Mendorong
Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam
penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi
akuntansi internasional :
1. Badan
Standar Akuntansi International (IASB)
2. Komisi
Uni Eropa (EU)
3. Organisasi
Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4. Federasi
Internasional Akuntan (IFAC)
5. Kelompok
Kerja Ahli Antar pemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar
Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and
Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam
Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development
–UNCTAD)
6. Kelompok
Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
_Kelompok Kerja OEDC)
Badan Standar Akuntansi Internasional
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), dahulu
AISC, didirikan tahun 1973 oleh organisasi akuntansi professional di Sembilan
negara.
Tujuan IASB adalah :
·
Untuk mengembangkan dalam kepentingan
umum, satu set standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami
dan dapat diterapkan yang mewajibkan informasi yang berkualitas tinggi,
transparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan.
·
Untuk mendorong penggunaan dan penerapan
standar-standar tersebut yang ketat untuk membawa konvergensi standar akuntansi
nasional dan Standar Akuntansi Internasional dan Pelaporan Keuangan
Internasional kearah solusi berkualitas tinggi
Konvergensi IFRS
Dunia akuntansi saat ini masih disibukkan dengan
adanya standar akuntansi yang baru yaitu Standar Akuntansi Keuangan
Internasional IFRS.
Tentang tujuan penerapan IFRS adalah memastikan
bahwa penyusunan laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang
dimasukkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas
tinggi yang terdiri dari :
§ Memastikan
bahwa laporan keuangan internal perusahaan mmengandung infomasi berkualitas
tinggi
§ Tranparansi
bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan
§ Dapat
dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
§ Meningkatkan
investasi
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh adanya suatu
perubahan sistem IFRS sebagai standar global yatitu :
·
Pasar modal menjadi global dan modal
investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standard
pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di
seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal
·
Investor dapat membuat keputusan yang
lebih baik
·
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki
proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi
·
Gagasan terbaik yang timbul dari
aktivitas pembuatan standard dapat disebarkan dalam mengembangkan standard
global yang berkualitas tertinggi.
Demikian peran regulator dalam mensosialisasikan
betapa besar tujuan dan manfaat yang diperoleh menuju ke IFRS .
"Perusahaan juga akan menikmati biaya modal yang lebih rendah, konsolidasi
yang lebih mudah, dan sistem teknologi informasi yang terpadu," kata
Patrick Finnegan, anggota Dewan Standar Akuntansi International (International
Accounting Standards Board/IASB), dalam Seminar Nasional IFRS di Jakarta.
Perlunya Harmonisasi Standar Akuntansi Indonesia
Indonesia perlu mengadopsi standar akuntansi
international untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham
dinegara ini atau sebaliknya. Namun demikian untuk mengadopsi standar
international itu bukan perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan biaya
sosialisasi yang mahal. Indonesia sudah melakukannya namun sifatnya baru
harmonisasi dan selanjutnya akan dilakukan full adoption atas standar
internasional tersebut. Adopsi standar akuntansi international tersebut
terutama untuk perusahaan publik. Hal ini dikarenakan perusahaan publik
merupakan perusahaan yang melakukan transaksi bukan hanya nasional tetapi juga
secara internasional. Jika terjadi jual beli saham di Indonesia atau
sebaliknya, tidak akan lagi dipersoalkan perbedaan standar akuntansi yang
dipergunakan dalam penyusunan laporan. Ada beberapa pilihan untuk melakukan
adopsi, menggunakan IAS apa adanya, atau harmonisasi. Harmonisasi adalah kita
yang menentukan mana saja yang harus diadopsi , sesuai dengan kebutuhan.
Contohnya adalah PSAK no 24, itu mengadopsi sepenuhnya IAS nomor 19. Standar
berhubungan dengan imbalan kerja atau employee benefit. Bapepam telah
memberikan sinyal kepada semua perusahaan go public tentang kerugian apa yang
akan kita hadapi bila kita tidak melakukan harmonisasi, Dalam pernyataannya Bapepam
menjelaskan bahwa kerugian yang berkaitan dengan pasar modal yang masuk ke
Indonesia, maupun perusahaan Indonesia yang listing di bursa efek di Negara
lain. Perusahaan Asing akan kesulitan untuk menterjemahkan laporan keuangannya
dulu sesuai standar nasional kita sebaliknya perusahaan Indonesia yang listing
di Negara lain, juga cukup kesulitan untuk membadingkan laporan keuangan sesuai
standar di Negara tersebut. Hal ini akan menghambat perekonomian dunia, dan
aliran modal akan berkurang dan tidak mengglobal.
Tantangan dalam konfergensi
Dalam rangka menyongsong pemberlakuan Standar
Akuntansi Keuangan yang sudah secara penuh menggunakan standar akuntansi
internasional (Konvergensi IFRS) pada awal tahun 2012, Bapepam maupun lembaga
keuangan lainnya memandang perlu untuk mengambil langkah-langkah sosialisasi
dini kepada publik mengenai dampak konvergensi IFRS terhadap laporan keuangan .
Saat ini perusahaan Indonesia masih menerapkan standar laporan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Menghadapi pengalihan ke IFRS, terdapat
beberapa tantangan mendasar yang perlu dicermati peran regulator terhadap
perusahaan – perusahaan di Indonesia diantaranya perubahan peraturan,
pengukuran nilai wajar, penetuan dampak yang akan terjadi. Sistem IT , konversi
data historis, dan ketersediaan professional. Perubahan atas perlakuan
transaksi akuntansi tentunya akan signifikan, sehingga akan terdapat amandemen
regulasi tentang standar akuntansi. Namun yang perlu dicermati, amandemen
sejatinya yang dikeluarkan oleh Bapepam, Bank Indonesia, Direktorat jenderal
pajak dan juga IAPI. Peran Ditjen Pajak di bidang perpajakan mengalami
perubahan standar akuntansi terkait dengan perhitungan penghasilan kena pajak
perlu diatur oleh peraturan pelaksana Konvergensi IFRS akan mengakibatkan
beberapa perubahan akuntansi dari Ditjen Pajak tentang keuntungan dan kerugian
yang belum terealisasi dari instrument derivative akan dinilai berdasarkan IFRS
. Kerangka perpajakan yang berbeda memungkinkan perlakuan yang berbeda pula.
Hal yang paling utama akan berdampak pada persediaan, manajemen aset, pajak
tangguhan, pelaporan keuangan, pengakuan pendapatan , pembelian dan lain-lain.
Selain itu, konversi standar akuntansi Indonesia terhadap IFRS akan berdampak
juga pada beberapa praktek akuntansi yang fundamental. Seperti konsep nilai
wajar, pengungkapan keuangan aspek penyajian kembali laporan keuangan,
penentuan mata uang keuangan, dan lainnya yang harus diketahui oleh semua
organisasi maupun lembaga yang berperan dalam proses adopsi IFRS. Sebagaian
besar aspek bisnis dapat terpengaruh oleh adopsi tersebut . Akibatnya, proses
bisnis, sumber daya manusia, serta sistem operasi akan terpengaruh atau
berpotensi terkena dampaknya sejalan dengan adopsi IFRS.
Kesiapan Adopsi IFRS
Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi
perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan IFRS melainkan masih mengacu
kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan Pengurus Nasional IAI
bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK serta peran regulator
yang terkait sepakat akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati
konvergensi penuh kepada IFRS pada tahun 2012. Dengan kesiapan adopsi IFRS
sebagai standar akuntansi global yang tunggal, perusahaan Indonesia akan siap
dan mampu untuk bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi (M&A), lintas
negara. Tercatat sejumlah akuisisi lintas negara telah terjadi di Indonesia,
misalnya akuisisi Philip Morris terhadap Sampoerna (Mei 2005), akuisisi
Khazanah Bank terhadap Bank Lippo dan Bank Niaga (Agustus 2005), ataupun UOB terhadap
Buana (Juli 2005). Sebagaimana yang dikatakan Thomas Friedman, “The World is
Flat”, aktivitas M&A lintas negara bukanlah hal yang tidak lazim. Karena
IFRS dimaksudkan sebagai standar akuntansi tunggal global, kesiapan industri
akuntansi Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan menjadi daya saing di tingkat
global. Inilah keuntungan dari mengadopsi IFRS.
Bagi pelaku bisnis pada umumnya, pertanyaan dan
tantangan tradisionalnya: apakah implementasi IFRS membutuhkan biaya yang
besar? Belum apa-apa, beberapa pihak sudah mengeluhkan besarnya investasi di
bidang sistem informasi dan teknologi informasi yang harus dipikul perusahaan
untuk mengikuti persyaratan yang diharuskan. Jawaban untuk pertanyaan ini
adalah jelas, adopsi IFRS membutuhkan biaya, energi dan waktu yang tidak
ringan, tetapi biaya untuk tidak mengadopsinya akan jauh lebih signifikan.
Komitmen manajemen perusahaan Indonesia untuk mengadopsi IFRS merupakan syarat
mutlak untuk meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia di masa depan.
PERBEDAAN ANTARA HARMONISASI DAN STANDARISASI
Harmonisasi
§ Proses
untuk meningkatkan kompabilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan
menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat
beragam
§ Tidak
menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua
§ Tetapi
mengakomodasi beberapa perjanjian dan telah mengalami kemajuan yang besar
secara internasional dalam tahun-tahun terakhir
§ Hamonisasi
jauh lebih fleksibel dan terbuka
Standarisasi
·
Penetapan sekelompok aturan yang kaku
dan sempit
·
Penerapan satu standar atau aturan
tunggal dalam segala situasi
·
Standarisasi tidak mengakomodasi
perbedaan-perbedaan antarnegara
·
Lebih sukar untuk diimpelemntasikan
secara internasional
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
1. Standar
akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapannya)
2. Pengungkapan
yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat
berharga dan pencatatan pada bursa efek, dan
3. Standar
audit
Keuntungan harmonisasi internasional
Ø Bahasa
Mereka yang menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa Ibu mungkin merasa beruntung bahwa Inggris menjadi bahasa kedua yang
sangat banyak digunakan di seluruh dunia.
Ø Harmonisasi perpajakan dan sistem
jaminan sosial
Keuntungan : Kalangan usaha akan mengalami manfaat
yang cukup besar dalam perencanaan, biaya sistem dan pelatihan, dan sebagainya
dari harmonisasi.
Kerugian : Perpajakan dan sistem jaminan sosial
memiliki pengaruh yang kuat terhadap efisiensi ekonomi. Sistem yang berbeda
memiliki pengaruh yang berbeda. Kemampuan untuk membandingkan cara kerja
pendekatan yang berbeda di negara yang berbeda menyebabkan negara-negara mampu
melakukan peningkatan sistem mereka masing-masing. Negara-negara saling
berkompetisi dan kompetisi memaksa mereka untuk mengadopsi sistem yang efisien
melalui beroperasinya semacam kekuatan pasar. Persetujuan atas sistem
perpajakan yang satu akan menjadi seperti pendirian kartel dan akan menghilangkan
manfaat yang akan diperoleh dari kompetisi antar negera.
Sebuah tulisan yang terbaru juga mendukung adanya
GAAP global yang terharmonisasi. Manfaatnya:
1. Pasar modal
menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
hambaran berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan
secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor dapat
membuat keputusan investasi yang lebih baik, portofolio akan lebih beragam dan
risiko keuangan berkurang
3. Perusahaan-perusahaan
dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan
akuisisi
4. Gagasan
terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam
mengembangkan standar global yang berkualitas tinggi.
Kritik atas saran Internasional
Ø Penentuan standar internasional
merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit.
Ø Beberapa pengamat berpendapat bahwa
penetapan standar akuntansi internasional pada dasarnya merupakan sebuah taktik
kantor-kantor akuntan besar yang menyediakan jasa akuntnasi internasional untuk
memperluas pasarnya.
Ø Adopsi standar internasional akan menimbulkan
standar yang berlebihan.
Rekonsiliasi atas pengakuan bersama
Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang
mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan
keuangan lintas batas:
1. Rekonsiliasi
2. Pengakuan bersama (imbal balik/resiprositas)
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat
menyusun LK dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus
menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting di negara
asal dan di negara di mana laporan keuangan di laporkan.
Rekonsiliasi berbiaya lebih rendah bila dibandingkan
dengan penyusunan laporan keuangan lengkap berdasarkan prinsip akuntansi yang
berbeda. Namun demikian rekonsiliasi hanya menyajikan ringkasan, dan bukan gambaran
perusahaan yang utuh.
Sumber :
Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga
DEFINISI PERUBAHAN HARGA
Fluktuasi nilai mata uang dan perubahan dalam harga
uang atas barang dan jasa merupakan karakteristik yang terpisahkan dalam bisnis
internasional. Untuk memahami istilah perubahan harga ( changing princes ),
kita harus membedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga
spesifik, yang keduanya termasuk dalam istilah perubahan harga itu. Suatu
perubahan harga umum terjadi apabila secra rata-rata harga seluruh barang dan
jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara
keseluruhan disebut inflasi ( inflation), sedangkan penurunan harga
disebut deflasi ( deflation ).
Inflasi telah menjadi fakta yang penting dan tetap
di hampir semua Negara di dunia. Perubahan nilai mata uang moneter bener-bener
diakui para akuntan dewasa ini, tetapi tedapat pertentangan mengenai cara
teoritis dan praktis untuk menyelesaikannya. Di Amerika Serikat, FASB
Statetment No. 33 mangharuskan pengungkapan khusus oleh perusahaan-perusahaan
besar tertentu, tetapi tidak merinci kaitan pengungkapan ini dengan laporan
keuangan utama. Unit moneter yang tidak stabil adalah suatu kendala penfukuran
dalam pendekatan induktif-deduktif terhadap teori akuntansi.
DAFTAR ISTILAH AKUNTANSI INFLASI
·
Atribut : Karakteristik kuantitatif
suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh biaya hostori atau
biaya penggantian merupakan atribut suatu aktiva.
·
Penyesuaian biaya kini : Nilai
penyesuaian aktiva untuk perubahan dalam harga tertentu.
·
Kekayaan yang dapaat dihapuskan : Jumlah
aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar
awalnya aktiva bersih.
·
Mekanisme Penyesuaian : Menfaat berupa
keuntungan daya beli pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang dan
pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas
aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut didanai melalui utang.
·
Ekuivalen Daya Beli Umum : Jumlah uang
yang telah disesuaikan terhadap perubahan dalam tingkat harga umum.
·
Keuntungan kepemilikan suatu investasi :
Kenaikan biaya kini suatu aktiva nonmoneter.
·
Hiperinflasi : Laju inflasi yang sangat
besar terjadi pada saaat tingkat harga umum dalam suatu perkekonomian meningkat
sebesar lebih dari 25 % pertahun.
·
Inflasi : Keniakan dalam tingkat harga
umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perkeonomian.
·
Aktiva Moneter : Klaim terhadap jumlah
mata uang yang tetap dimasa depan seperti kas atau piutang usaha.
·
Keuntungan Moneter : Kenaikan dalam daya
beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama periode
inflasi.
·
Kewajiban Moneter : Suati kewajiban
untuk membayar jumlah mata uang tetap dimasa depan seperti utang usaha atau
uang dengan suku bunga tetap.
·
Kerugiaan Moneter : Penurunan dalam daya
beli secara umum yang terjasi karena terdapatnya aktiva moneter selama periode
inflasi.
·
Penyesuaian Modal Kerja Moneter :
Pengaruh perubahan harga khusus terhadap seluruh jumlah modal kerja yang
digunakan oleh suatu usaha dalam menjalankan operasinya.
·
Jumlah Nominal : Jumlah mata uang yang
belum disesuaikan dengan perubahan harga.
·
Aktiva Moneter : Aktiva yang tidak
menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap,
dan peralatan.
·
Penyesuaian Paratis : Suatu penyesuaian
yang mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara induk perusahaan dan perusahaan
tuan rumah.
·
Kewaajiban Mometer : Suatu utang yang
tidak mengharuskan pembayaran jumlah kas tetap dimasa depan seperti uang muka
pelanggan.
·
Aktiva Permanent : Istilah di Brasil
utnuk aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait
serta jumlah deplasi atau amortisasi.
·
Indeks Harga : Suatu rasio biaya dimana
pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang dan jasa yang
representative dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya dari
keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.
·
Daya Beli : Kemampuan umum dari suatu
unti moneter untuk memperoleh barang dan jasa.
·
Laba Riil : Laba bersih yang telah
disesuaikan untuk perubahan harga.
·
Biaya Penggantian : Biaya kini untuk
mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan normal usaha.
·
Mata Uang Pelaporan : Mata uang yang
digunakan suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
·
Metode nyatakan kembali-translasikan :
Digunakan pada saat suatu induk perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak
perusahaan luar negeri yang beralokasi disebuah lingkungan berinflasi.
·
Prubahan Harga Khusus : Perubahan dalam
harga untuk komoditas khusus seperti persediaan atau peralatan.
·
Metode tranlasikan-nyatakan kembali :
Suatu metode konsolidasi pertama-tama dengan mentranslasikan akun-akun laporan
keuangan anak prusahaan luar negeri ke dalam mata uang induk perusahaan
kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditraslasikan terhadap inflasi induk
perusahaan.
LAPORAN KEUANGAN DAPAT MEMILIKI POTENSI UNTUK
MENYESATKAN SELAMA PERIODE PERUBAHAN HARGA
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang di catat
sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya ( yang
lebih tinggi ). Ketidak akuratan pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi
keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis (2) anggaran yang
menjadi dasar pengukuran kinerja dan (3) data kinerja yang tidak dapat
mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai
lebih pada gilirannya akan menyebabkan :
Kenaikan dalam proporsi pajak
Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham
Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada
pekerja
Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (
seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar )
Kegagalan untuk menyesuaikan data keungan perusahaan
terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi
pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja
operasi perusahaan yang dilaporkan. Dalam periode inflasi, pendapatan umumnya
dinyatakan dalam mata uang dengan daya beli umum yang lebih rendah ( yaitu daya
beli perode ini ), yang kemudian diterapkan terhadap beban terkait. Prosedur
akuntansi yang konvensional juga mengabaikan keuntungan dan kerugian daya beli
yang timbul dari kepemilikan kas ( ekuivalennya ) selama periode inflasi.
Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara
eksplisit berguana dilakukan karena :
Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada
transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan.
Mengelola masalah yang timbulkan oleh perubahan
harga tergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut.
Laporan dari para menajer mengenai permasalahan yang
disebabkan oleh perubahan hatga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha
menerbitkan iformasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
Meskipun laju melambat, akuntansi perubahan harga
tetap berguna karena efek kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu
dapat signifikan. Pengaruh distorsi inflasi masa lalu dapat juga bertahan
selama bertahun-tahun, mengingat umur panjang kebanyakan harta.
JENIS PENYESUAIAN INFLASI
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang
berbada terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu
perusahaan dan ditimbulkan oleh adanya tujuan-tujuan berbeda yang tersembunyi.
Akuntansi untuk laporan keuangan atas perubahan tingkatan harga umum disebut
sebagai model daya beli konstan biaya historis. Akuntansi untuk perubahan harga
khusus disebut sebagai model biaya kini.
PENYESUAIAN TINGKAT HARGA UMUM
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan
tingkat harga umum ( daya beli ) disebut sebagai mata uang konstan biaya
historis atau ekuivalen daya beli umum. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan
sedemikian rupa disebut sebagai jumlah nominal. Sebagai contoh, selama periode
kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan di dalam neraca sebesar
biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya
historisnya dialokasikan terhadap laba periode kini ( dalam bentuk beban depresiasi
), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang
mencerminkan daya beli ( yang lebih tinggi ) dari periode terdahulu saat aktiva
tersebut dibeli. Oleh karena itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk
perubahan-perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan dengan
transaksi.
Menentukan perbedaan model akuntansi biaya terkini
dan konvensional.
Secara umum, dalam akuntansi konvensional, laporan
keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang mengasumsikan bahwa
hargaharga (unit moneter) adalah stabil. Akuntansi konvensional tidak mengakui
adanya perubahan tingkat harga umum maupun perubahan tingkat harga khusus.
Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli seperti pada periode
inflasi, maka laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah relevan. Pada
periode ini pendapatan umumnya dinilai lebih tinggi sedangkan aktiva tetap
dinilai lebih rendah. Sebenarnya, terdapat beberapa metode akuntansi mengenai
pengaruh perubahan harga, antara lain akuntansi harga tetap, akuntansi nilai
sekarang, dan akuntansi tingkat harga umum. Akuntansi tingkat harga umum akan
mengadakan restatementkomponen-komponen laporan keuangan ke dalam rupiah
pada tingkat daya beli yang sama, namun sama sekali tidak mengubah
prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi berdasarkan nilai
historis.Pada prakteknya, kontroversi yang menyangkut relevansi penggunaan
akuntansi tingkat harga umum masih berlanjut hingga saat ini. Beberapa
argumentasi yang mendukung maupun menolak penerapan akuntansi tingkat harga
umum akan disajikan dalam artikel ini. Demikian juga hasil dari dua penelitian
mengenai pengaruh penerapan akuntansi tingkat harga umum terhadap laporan
keuangan akan diperbandingkan guna melihat apakah penyesuaian berdasarkan
akuntansi tingkat harga umum memang diperlukan.
Menjelaskan perbedaan akuntansi inflasi di AS,
Inggris, dan Brasil.
AMERIKA SERIKAT
Pada tahun 1979, FASB mengeluarkan Pernyataan
Standar Akutansi Keuangan No 33 berjudul Pelaporan Keuangan dan Perubahan
harga, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS mencoba melakukan
pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan daya beli konstan kini.
Perusahan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk
masing-masing dari 5 tahun terakhir :
ü Penjualan
bersih dan pendapatan opersai lainnya
ü Laba
dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini
ü Keuntungan
atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih
ü Kenaikan
atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan (yaitu jumlah
kas bersih yang diperkirakan akan dapat dipulihkan melalui penggunaan atau
penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari
inflasi (perubahan tingkat harga umum)
ü Setiap
agregat penyesuaian translasi mata uang aing, berdasrkan biaya kini, yang
timbul dari proses konsolidasi
ü Aktiva
bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini
ü Laba
persaham (dari opersai berjalan) menurut dasar biaya kini
ü Deviden
persaham biasa
ü Harga
pasar akhir tahun perlembar saham biasa
ü Tingkat
Indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan
INGGRIS
Laporan biaya kini di Inggris mewajibkanbaik laporan
laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan. Standar di Inggris
memeperbolehkan 3 pilihan pelaporan :
·
Menyajikan akun akun biaya kini sebagai
laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis
·
Menyajikan akun-akun biaya histories
sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini
·
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai
sati-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai
BRASIL
Akuntansi inflasi yang direkomen dasikan di Brasil
hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan, hokum perusahan Brasil dan
Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan
hokum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanent dan ekuitas
pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah
Federal untuk mengukur devaluasi mata uang
local. Aktiva permanent meliputi aktiva tetap,
gedung, investsai, beban tangguhan
dan depresiasi terkait, serta kaun-akun amortisasi
atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas
pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan
revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat
penyesuaian tingkat harga terhadap modal.
Keuntungan dan Kerugiaan Inflasi
Keuntungan dan kerugiaan pos-pos moneter di Amerika
Serikat ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan
akhir serta transaksi dalam seluruh aktiva dan kewajiban moneter ( termasuk
utang jangka panjang ). Angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai pos terpisah.
Perlakuan ini memandang keuntungan dan kerugiaan pos-pos moneter sebagai hal
yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain.
Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter
dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian. Kedua angka
tersebut ditentukan melalui perubahan harga khusus ( dan bukan umum ).
Mekanisme penyesuaian mengindikasikan manfaat ( atau biaya ) kepada pemegang
saham berasal dari pembiayaan utama selama suatu periode perubahan harga.
Angka-angka ini ditambahkan atas ( dikurangi dari ) laba operasi biaya kini
untuk menghasilkan ukuran kemakmuran yang dapat dihapuskan yang disebut sebagai
“ Laba Biaya Kini Tertribusi Kepada Pemegang Saham “.
Pendekatan Brasil yang tidak lagi diwajibkan, tidak
menyesuaikan aktiva dan kewajiban kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah
ini dinyatakan dalam hal nilai yang dapat direalisasi. Namun demikian,
peyesuaian dan penyajian bersih aktiva pemanen atau kerugian daya beli umum
atas pendanaan modal kerja yang berasal dari utang atau kewajiban. Penyesuaian
aktiva permanen yang melebihi penyesuaian ekuitas menunjukkan keuntungan daya
beli. Sebaliknya, penyesuaian ekuitas yang lebih besar dari penyesuaian aktiva
permanen menunjukkan adanya sebagai modal kerja yang didanai oleh ekuitas.
Kerugiaan daya beli diakui untuk bagian ini selama periode inflasi.
Sumber :
Langganan:
Postingan (Atom)