Sabtu, 03 Mei 2014

Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga

DEFINISI PERUBAHAN HARGA

Fluktuasi nilai mata uang dan perubahan dalam harga uang atas barang dan jasa merupakan karakteristik yang terpisahkan dalam bisnis internasional. Untuk memahami istilah perubahan harga ( changing princes ), kita harus membedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya termasuk dalam istilah perubahan harga itu. Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secra rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi ( inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi ( deflation ).

Inflasi telah menjadi fakta yang penting dan tetap di hampir semua Negara di dunia. Perubahan nilai mata uang moneter bener-bener diakui para akuntan dewasa ini, tetapi tedapat pertentangan mengenai cara teoritis dan praktis untuk menyelesaikannya. Di Amerika Serikat, FASB Statetment No. 33 mangharuskan pengungkapan khusus oleh perusahaan-perusahaan besar tertentu, tetapi tidak merinci kaitan pengungkapan ini dengan laporan keuangan utama. Unit moneter yang tidak stabil adalah suatu kendala penfukuran dalam pendekatan induktif-deduktif terhadap teori akuntansi.

DAFTAR ISTILAH AKUNTANSI INFLASI

·         Atribut : Karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh biaya hostori atau biaya penggantian merupakan atribut suatu aktiva.
·         Penyesuaian biaya kini : Nilai penyesuaian aktiva untuk perubahan dalam harga tertentu.
·         Kekayaan yang dapaat dihapuskan : Jumlah aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar awalnya aktiva bersih.
·         Mekanisme Penyesuaian : Menfaat berupa keuntungan daya beli pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang dan pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut didanai melalui utang.
·         Ekuivalen Daya Beli Umum : Jumlah uang yang telah disesuaikan terhadap perubahan dalam tingkat harga umum.
·         Keuntungan kepemilikan suatu investasi : Kenaikan biaya kini suatu aktiva nonmoneter.
·         Hiperinflasi : Laju inflasi yang sangat besar terjadi pada saaat tingkat harga umum dalam suatu perkekonomian meningkat sebesar lebih dari 25 % pertahun.
·         Inflasi : Keniakan dalam tingkat harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perkeonomian.
·         Aktiva Moneter : Klaim terhadap jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti kas atau piutang usaha.
·         Keuntungan Moneter : Kenaikan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama periode inflasi.
·         Kewajiban Moneter : Suati kewajiban untuk membayar jumlah mata uang tetap dimasa depan seperti utang usaha atau uang dengan suku bunga tetap.
·         Kerugiaan Moneter : Penurunan dalam daya beli secara umum yang terjasi karena terdapatnya aktiva moneter selama periode inflasi.
·         Penyesuaian Modal Kerja Moneter : Pengaruh perubahan harga khusus terhadap seluruh jumlah modal kerja yang digunakan oleh suatu usaha dalam menjalankan operasinya.
·         Jumlah Nominal : Jumlah mata uang yang belum disesuaikan dengan perubahan harga.
·         Aktiva Moneter : Aktiva yang tidak menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap, dan peralatan.
·         Penyesuaian Paratis : Suatu penyesuaian yang mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara induk perusahaan dan perusahaan tuan rumah.
·         Kewaajiban Mometer : Suatu utang yang tidak mengharuskan pembayaran jumlah kas tetap dimasa depan seperti uang muka pelanggan.
·         Aktiva Permanent : Istilah di Brasil utnuk aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait serta jumlah deplasi atau amortisasi.
·         Indeks Harga : Suatu rasio biaya dimana pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang dan jasa yang representative dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya dari keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.
·         Daya Beli : Kemampuan umum dari suatu unti moneter untuk memperoleh barang dan jasa.
·         Laba Riil : Laba bersih yang telah disesuaikan untuk perubahan harga.
·         Biaya Penggantian : Biaya kini untuk mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan normal usaha.
·         Mata Uang Pelaporan : Mata uang yang digunakan suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
·         Metode nyatakan kembali-translasikan : Digunakan pada saat suatu induk perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan luar negeri yang beralokasi disebuah lingkungan berinflasi.
·         Prubahan Harga Khusus : Perubahan dalam harga untuk komoditas khusus seperti persediaan atau peralatan.
·         Metode tranlasikan-nyatakan kembali : Suatu metode konsolidasi pertama-tama dengan mentranslasikan akun-akun laporan keuangan anak prusahaan luar negeri ke dalam mata uang induk perusahaan kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditraslasikan terhadap inflasi induk perusahaan.

LAPORAN KEUANGAN DAPAT MEMILIKI POTENSI UNTUK MENYESATKAN SELAMA PERIODE PERUBAHAN HARGA

Selama periode inflasi, nilai aktiva yang di catat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya ( yang lebih tinggi ). Ketidak akuratan pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis (2) anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja dan (3) data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan :

Kenaikan dalam proporsi pajak
Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham
Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja

Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah ( seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar )
Kegagalan untuk menyesuaikan data keungan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan. Dalam periode inflasi, pendapatan umumnya dinyatakan dalam mata uang dengan daya beli umum yang lebih rendah ( yaitu daya beli perode ini ), yang kemudian diterapkan terhadap beban terkait. Prosedur akuntansi yang konvensional juga mengabaikan keuntungan dan kerugian daya beli yang timbul dari kepemilikan kas ( ekuivalennya ) selama periode inflasi.

Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguana dilakukan karena :

Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan.

Mengelola masalah yang timbulkan oleh perubahan harga tergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut.

Laporan dari para menajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan hatga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan iformasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
Meskipun laju melambat, akuntansi perubahan harga tetap berguna karena efek kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat signifikan. Pengaruh distorsi inflasi masa lalu dapat juga bertahan selama bertahun-tahun, mengingat umur panjang kebanyakan harta.

JENIS PENYESUAIAN INFLASI

Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbada terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan dan ditimbulkan oleh adanya tujuan-tujuan berbeda yang tersembunyi. Akuntansi untuk laporan keuangan atas perubahan tingkatan harga umum disebut sebagai model daya beli konstan biaya historis. Akuntansi untuk perubahan harga khusus disebut sebagai model biaya kini.

PENYESUAIAN TINGKAT HARGA UMUM

Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum ( daya beli ) disebut sebagai mata uang konstan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan sedemikian rupa disebut sebagai jumlah nominal. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan di dalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya dialokasikan terhadap laba periode kini ( dalam bentuk beban depresiasi ), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli ( yang lebih tinggi ) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh karena itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan-perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan dengan transaksi.

Menentukan perbedaan model akuntansi biaya terkini dan konvensional.

Secara umum, dalam akuntansi konvensional, laporan keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang mengasumsikan bahwa hargaharga (unit moneter) adalah stabil. Akuntansi konvensional tidak mengakui adanya perubahan tingkat harga umum maupun perubahan tingkat harga khusus. Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli seperti pada periode inflasi, maka laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah relevan. Pada periode ini pendapatan umumnya dinilai lebih tinggi sedangkan aktiva tetap dinilai lebih rendah. Sebenarnya, terdapat beberapa metode akuntansi mengenai pengaruh perubahan harga, antara lain akuntansi harga tetap, akuntansi nilai sekarang, dan akuntansi tingkat harga umum. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan restatementkomponen-komponen laporan keuangan ke dalam rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun sama sekali tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi berdasarkan nilai historis.Pada prakteknya, kontroversi yang menyangkut relevansi penggunaan akuntansi tingkat harga umum masih berlanjut hingga saat ini. Beberapa argumentasi yang mendukung maupun menolak penerapan akuntansi tingkat harga umum akan disajikan dalam artikel ini. Demikian juga hasil dari dua penelitian mengenai pengaruh penerapan akuntansi tingkat harga umum terhadap laporan keuangan akan diperbandingkan guna melihat apakah penyesuaian berdasarkan akuntansi tingkat harga umum memang diperlukan.

Menjelaskan perbedaan akuntansi inflasi di AS, Inggris, dan Brasil.

AMERIKA SERIKAT

Pada tahun 1979, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akutansi Keuangan No 33 berjudul Pelaporan Keuangan dan Perubahan harga, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan daya beli konstan kini. Perusahan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terakhir :

ü  Penjualan bersih dan pendapatan opersai lainnya
ü  Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini
ü  Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih
ü  Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan (yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum)
ü  Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang aing, berdasrkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi
ü  Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini
ü  Laba persaham (dari opersai berjalan) menurut dasar biaya kini
ü  Deviden persaham biasa
ü  Harga pasar akhir tahun perlembar saham biasa
ü  Tingkat Indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan

INGGRIS

Laporan biaya kini di Inggris mewajibkanbaik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan. Standar di Inggris memeperbolehkan 3 pilihan pelaporan :

·         Menyajikan akun akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis
·         Menyajikan akun-akun biaya histories sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini
·         Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai sati-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai

BRASIL

Akuntansi inflasi yang direkomen dasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan, hokum perusahan Brasil dan Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hokum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanent dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur devaluasi mata uang
local. Aktiva permanent meliputi aktiva tetap, gedung, investsai, beban tangguhan

dan depresiasi terkait, serta kaun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.

Keuntungan dan Kerugiaan Inflasi

Keuntungan dan kerugiaan pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir serta transaksi dalam seluruh aktiva dan kewajiban moneter ( termasuk utang jangka panjang ). Angka yang dihasilkan diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan dan kerugiaan pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain.

Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian. Kedua angka tersebut ditentukan melalui perubahan harga khusus ( dan bukan umum ). Mekanisme penyesuaian mengindikasikan manfaat ( atau biaya ) kepada pemegang saham berasal dari pembiayaan utama selama suatu periode perubahan harga. Angka-angka ini ditambahkan atas ( dikurangi dari ) laba operasi biaya kini untuk menghasilkan ukuran kemakmuran yang dapat dihapuskan yang disebut sebagai “ Laba Biaya Kini Tertribusi Kepada Pemegang Saham “.

Pendekatan Brasil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang dapat direalisasi. Namun demikian, peyesuaian dan penyajian bersih aktiva pemanen atau kerugian daya beli umum atas pendanaan modal kerja yang berasal dari utang atau kewajiban. Penyesuaian aktiva permanen yang melebihi penyesuaian ekuitas menunjukkan keuntungan daya beli. Sebaliknya, penyesuaian ekuitas yang lebih besar dari penyesuaian aktiva permanen menunjukkan adanya sebagai modal kerja yang didanai oleh ekuitas. Kerugiaan daya beli diakui untuk bagian ini selama periode inflasi.

Sumber :

1 komentar: